Sabtu, 23 Juni 2007

Sejarah Telekomunkasi

Secara historis, penggunaan telekomunikasi modern lahir sejak didemonstrasikannya telegraf oleh Samuel Morse (1837). Mulai saat itu era penyampaian informasi melalui listrik dan magnet dimulai. Telegraf kemudian disusul dengan penemuan telepon oleh Alexander G Bell (1876). Secara teoretis adalah James C Maxwell (1878) yang berhasil merangkumkan persamaan matematika yang mengatur perilaku medan magnet dan medan listrik secara elegan. Maxwell berdiri di atas para ilmuwan besar seperti Coulomb, Gauss, Faraday, Ampere, Biot, dan Savart.

Berdasarkan persamaan Maxwell itu, Hertz kemudian Marconi (1895) mendemonstrasikan radio telekomunikasi, komunikasi tanpa kabel. Sejak itu para ilmuwan dan insinyur membuat kemajuan yang pasti dan menakjubkan untuk melakukan telekomunikasi tanpa kabel dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai gelombang pembawa dengan frekuensi yang semakin tinggi. Semakin tinggi frekuensi gelombang pembawa akan semakin lebar pita frekuensi. Itu berarti, semakin banyak informasi yang bisa dimuat.

Perkembangan yang terjadi di dunia telekomunikasi adalah tuntutan tersedianya pita frekuensi untuk menyalurkan data yang semakin lebar. Pada masa awalnya, radio memiliki lebar pita 15 kHz, berikutnya TV membutuhkan lebar pita sekitar 6 MHz dengan frekuensi pembawa sekitar 100 MHz. Frekuensi yang dipakai ini masih dikenal sebagai daerah frekuensi gelombang radio. Kelahiran laser pada dekade 1960-an membuka peluang tersedianya pita yang sangat lebar untuk telekomunikasi di daerah frekuensi gelombang cahaya, yang semuanya merupakan bagian dari spektrum frekuensi gelombang elektromagnetik.

Untuk memberikan gambaran potensi lebar pita frekuensi sebesar terahertz tersebut, bayangkan jika tiap saluran telepon butuh pita frekuensi 5 kHz. Maka, ia bisa memuat 200 juta saluran telepon, atau jika tiap saluran video butuh 6 MHz, maka dapat dimuat sekaligus 200 000 saluran video.

Tidak ada komentar: